petrukkanthongbolong

petrukkanthongbolong

Jumat, 11 Februari 2011

Panduan Shalat Berjamaah

1. Hukum Sholat Berjama’ah
أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِى قَائِدٌ يَقُودُنِى إِلَى الْمَسْجِدِ. فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّىَ فِى بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ : هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ؟ . فَقَالَ نَعَمْ. قَالَ فَأَجِبْ .

Seorang laki – laki buta mendatangi Rasulullah SAW kemudian ia berkata :” Wahai Rasulullah , sesungguhnya aku tidak punya orang yang menunjukkan jalan padaku untuk pergi ke masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah SAW baginya sehingga ia bisa shalat di rumah. Maka beliaupun memberikan keringanan padanya. Tetapi ketika ia pergi Rasulullah SAW memanggilnya , kemudian beliau bertanya : “Apakah kamu mendengar panggilan shalat ?” Ia menjawab : “ Ya.” Maka Rasulullah SAW bersabda : “ Maka penuhilah panggilan shalat.” ( HR. Muslim dari Abu Hurairah ).
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ لاَ يَشْهَدُوْنَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ

Demi Dzat Yang Jiwaku Berada di Tangan-Nya, sungguh Aku bertekad memerintahkan seseorang untuk mengambil kayu bakar kemudian Aku perintahkan seseorang untuk shalat maka diapun mengumandangkan adzan , kemudian Aku perintahkan seseoranga untuk mengimami mereka , kemudian Aku pergi kepada orang - orang yang tidak mengikuti shalat jama’ah kemudian Aku bakar rumah – rumah mereka.
( HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah ).

2. Keutamaan Sholat Berjama’ah
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Salat berjama'ah itu lebih utama dari pada salat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat. (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)

مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ فِى قَرْيَةٍ وَلاَ بَدْوٍ لاَ تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلاَةُ إِلاَّ قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana salat berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh setan. Karena itu hendaklah kamu sekalian membiasakan salat berjama'ah sebab serigala itu hanya menerkam kambing yang terpisah dari kawanannya. ( HR. Abu Daud dari Abu Darda' RA).
3. Jumlah Minimal Sholat Berjamaah
Jumlah minimal peserta sholat berjamaah adalah dua orang. Satu orang menjadi imamnya dan yang lain menjadi makmumnya. Akan tetapi semakin banyak orang yang sholat berjamaah hal itu lebih dicintai Allah SWT.
وَإِنَّ صَلاَةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ وَحْدَهُ وَصَلاَتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ مَعَ الرَّجُلِ وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى
Dan sesungguhnya shalat seseorang bersama satu orang itu lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian. Shalatnya seseorang bersama dua orang itu lebih banyak pahalanya dari pada shalatnya dengan satu orang. Jika semakin banyak maka itu lebih dicintai oleh Allah Ta’ala. ( HR. Ahmad , Abu Dawud , Nasa’i dan Ibnu Hibban ).

4. Syarat Manjadi Imam Dalam Shalat Berjama'ah
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانَوْا فِيْ الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوْا فِيْ السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِى الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَكْبَرُهُمْ سِنًّا
Orang yang berhak mengimami manusia adalah orang yang paling bagus bacaan al Qur annya , jika bacaan mereka sama yang berhak adalah yang paling tahu as Sunnah , jika pengetahuan as Sunnahnya sama maka yang berhak adalah yang paling dahulu hijrah. Jika hijrahnya sama maka yang berhak adalah yang paling tua usianya.
Syarat Untuk Menjadi Imam Sholat Berjama'ah :
1. Lebih banyak mengerti dan paham masalah ibadah solat.
2. Lebih banyak hapal surat-surat Alquran.
3. Lebih fasih dan baik dalam membaca bacaan-baca'an salat.
4. Lebih senior / tua daripada jama'ah lainnya.
5. Laki-laki. Kecuali jika semua makmum adalah wanita, maka imam boleh perempuan.

5. Syarat Manjadi Ma'mum Dalam Shalat Berjama'ah
Syarat Untuk Menjadi Makmum Sholat Berjama'ah :
1. Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan imam.
2. Berada satu tempat dengan imam.
4. Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan menggantikan imam.
5. Jika imam lupa jumlah roka'at atau salah gerakan sholat, makmum mengingatkan dengan membaca Subhanallah dengan suara yang dapat didengar imam. Untuk ma'mum perempuan dengan cara bertepuk tangan.
6. Makmum dapat melihat atau mendengar imam.
7. Makmum berada di belakang imam.

Makmum Masbuk
Bila seseorang terlambat mengikuti solat berjamaah, hendaklah ia segera melakukan takbiratul ihram, lalu langsung mengikuti gerakan imam. Bila imam sedang duduk, ia harus langsung duduk, bila iamam sedang sujud iapun harus sujud; demikian seterusnya. Apabila imam sudah memberi salam, ia harus bangun kembali untuk menambah kekurangan raka’at yang tertinggal dan kerjakanlah hingga raka’atnya memenuhi.
Ukuran satu rakaat solat untuk makmum masbuk ialah ruku’. Bila seseorang mendapatkan imam ruku dan dapat mengikutinya dengan baik, maka ia mendapatkan satu rakaat bersama imam.
إذا أتى أحدكم الصلاة والإمام على حال فليصنع كما يصنع الإمام
Apabila seseorang di antara kamu mendatangi shalat, padahal imam sedang berada daam suatu sikap tertentu, maka hendaklah ia berbuat seperti apa yang sedang dilakukan oleh imam. (HR. Turmudzi dari Ali bin Abi Thalib RA )

إِذَا جِئْتُمْ إِلَى الصَّلاَةِ وَنَحْنُ سُجُودٌ فَاسْجُدُوا وَلاَ تَعُدُّوهَا شَيْئًا وَمَنْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلاَةَ
Jika kalian mendatangi sholat dan kami sedang sujud maka sujudlah namun kalian jangan menghitung sujud tersebut sebagai satu rakaat. Dan barang siapa mendapati ruku’ maka ia mendapatkan satu rakaat .
( HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah RA.)
6. Pengganti Imam
Bila sholat berjamaah, sebaiknya orang yang di belakang imam adalah mereka yang merasa dirinya siap sebagai pengganti, bila tiba-tiba imam mendapat halangan, umpamanya batal, jatuh sakit, lupa ingatan, terlupa rukun dan sebagainya. Apabila seseorang solat di sebuah masjid di luar asuhan atau daerahnya sendiri, maka dia tidak boleh langsung bertindak menjadi imam, kecuali bila diminta. Mungkin saja disana sudah ada jadwal imam tetap. Begitu pula bila ia bertamu, kerana yang paling hak menjadi imam adalah tuan rumah sendiri, kecuali bila ia diminta.
7. Imam Meringankan Bacaan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ فَإِنَّ مِنْهُمُ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ ، وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ.
Manakala seseorang di antara kamu solat bersama-sama orang banyak, maka hendaklah ia meringankan (memendekkan) bacaan surat atau ayat-ayatnya. Mungkin ada diantara jamaah yang tidak tahan lama berdiri, ada yang sakit, atau ada yang sudah tua. Dan manakala seseorang dari kamu itu solat sendirian, maka silakan ia memanjangkan bacaan sekehendaknya. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ).
8. Kehadiran Jama'ah Wanita di dalam Masjid
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : لا تمنعوا إماء الله مساجد الله وليخرجن تفلات
Janganlah kamu larang wanita-wanita itu pergi ke masjid-masjid Allah, tetapi hendaklah mereka itu keluar tanpa memakai harum-haruman. ( HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abu Huraira RA ).
أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الآخِرَةَ
Siapa-siapa diantara wanita yang memakai harum-haruman, janganlah ia turut salat Isya bersama kami. ( HR. Muslim, Abu Daud dan Nasa'i dari Abu Huraira RA ).
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
Janganlah kalian melarang para wanita untuk pergi ke masjid, tetapi (salat) di rumah adalah lebih baik untuk mereka. (HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar RA).
Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat aman dari gangguan dan menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya syahwat laki – laki dan fitnah. Seperti perhiasan, pakaian dan parfum yang keras baunya .

9. Keadaan Shaf
Shalat salah satu ibadah yang menghubungkan peribadi kepada Allah SWT, dan juga mengatur hubungan sesama manusia. Shalat yang baik mendatangkan tamsil yang indah dan berguna.
Shaf yang baik akan menghemat tempat, merapikan barisan dan kesatuan jamaah serta mendatangkan nilai tambah bagi ibadah itu sendiri, bahkan menjadi cermin disiplin kehidupan dan pergaulan.
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالأَعْنَاقِ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنِّى لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
Aturlah shaf-shaf kamu dan dapatkanlah jarak antaranya, ratakanlah dengan tengkuk-tengkuk.Demi Dzat Yang Jiwaku Berada Di Tangan-Nya Pastilah Aku melihat syetan masuk dari sela – sela shaf seperti anak domba. (HR Imam Abu Dawud dan An Nasa’i dari Anas bin Malik ).
Sering orang mengira bahawa shaf yang baik adalah shaf yang dilakukan secara santai-lapang. Tidaklah demikian sebenarnya.
Untuk Shaf yang Baru
Bila shaf terisi penuh, maka mulailah dengan shaf yang baru dari arah sebelah kanan. Bila yang terbelakang hanya seorang diri, maka usahakanlah ia dapat masuk shaf yang sudah ada atau menarik seorang anggota shaf yang ada untuk menemaninya.


Shaf Kaum Wanita
Shaf kaum wanita sebaiknya terletak di belakang shaf kaum lelaki, sementara shaf anak-anak berada di tengah; demikian bila dimungkinkan. Bila tidak, shaf makmum lelaki dan wanita bisa diatur secara sejajar; atau mungkin tercampur sama sekali, bagaikan jamaah musim haji di Masjidil Haram, Makkah. Shaf yang bercampur baur sebenarnya kurang baik, bahkan mudah mengandung fitnah; sementara shalat itu sendiri mencegah kekejian dan kemungkaran, yang akan mendatangkan fitnah, apalagi jika melakukan shalat.
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا
Sebaik-baiknya shaf kaum lelaki itu di depan, dan seburuk-buruknya ialah di bagian belakangnya, dan sebaik-baiknya shaf kaum wanita itu ialah pada bagian akhirnya dan sejelek-jeleknya ialah di bagian depannya”. ( HR Imam Muslim dari Abu Hurairah ).

1 komentar:

  1. Apabila umat Islam Indonesia komit terhadap sholat berjamaah , maka bangsa ini mudah dipersatukan. Jangan kalah dengan para koruptor , mereka berjamaah , jadi sulit ditangkap

    BalasHapus