petrukkanthongbolong

petrukkanthongbolong

Sabtu, 19 Februari 2011

Dosa dan Maksiyat Penyebab Kehancuran

Perbuatan dosa dan maksiat ternyata besar pengaruhnya terhadab berbagai kerusakan dimuka bumi,di lautan,di udara,pada ladang pertanian,dan pemukiman masyarakat serta hilangnya keberkahan suatu negeri.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُون

"telah terjadi kerusakan didaratan dan di lautan dikarenakan ulah tangan manusia,supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka,agar mereka kembali ke jalan yang benar ( QS. Ar Ruum : 41)

Imam Qotadah menafsirkan kalimat albrru wal albahru dengan perkotaan dan pedesaan artinya telah tampak kerusakan baik diperkotaan maupun pedesaan akibat ulah manusia.

Imam Mujahid berkata:" jika orang yang dzalim menjadi seorang pemimpin maka ia akan berbuaat kedzaliman dan kerusakan maka Allah akan menahan air hujan sehingga mengakibatkan rusaknya tanaman dan kehidupan manusia "


وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

"dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri maka kami perintahkan kepada orang-rang yang hidup mewah dinegeri itu (supaya mentaati Allah) tapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,maka benar ketentuan kami,kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya ( QS. Al Israa’ : 16 )

Alfasaad artinya seluruh perbuatan dosa dan maksiat,hal tersebut sebagaimana perkataan sebagian Ulama salaf: " setiapkali kalian berbuat dosa maka Allah akan menimpakan hukuman (musibah dan kesulitan) bagi kalian "

Bahkan Nabi SAW menegaskan bahwa perbuatan dosa dan maksiat menyebabkan hilangnya keberkahan sebuah negeri,tejadi gempa bumi,tanah longsor dan berbagai bencana alam yang lainnya. Hal tersebut berdasarkan larangan Nabi SAW kepada para sahabat ketika melewati negeri samut untuk tidak singgah didalamnya dan tidak boleh mengambil air untuk minum atau untuk binatang ternak karena dikawatirkan akan terjadi ketidak berkahan tehadap kehidupan para sahabat akibat memakai atau mengkonsumsi peninggalan kaum Samut yang dulu pernah dihancurkan oleh Allah SWT karena perbuatan dosa dan maksiat yang mereka lakukan.


Kaum muslimin sidang idul adha yang dimuliakan Allah SWT
Kita pun bertanya-tanya apa yang sejatinya terjadi pada negeri ini ?
Bencana alam datang silih berganti tiada henti,sunami diaceh yang dalam sekejap 200 ribu jiwa terenggut,gempa bumi dijogya,tanah longsor dipadang, jembatan situgintung, gempa dinabire,sunami di mentawai dan terakhir ledakan gunung merapi yang menggakibatkan penderitaan rakyat berkepanjangan,belum lagi krisis ekonomi yang tidak ada ujungnya menjadikan hidup rakyat semakit sulit,permasalahan social yang semakin tidak terbendung lagi,negeri yang jauh dari keberkahan sehingga rakyatnya miskin padahal mereka hidup dinegeri yang potensi alamnya sangat melimpah.

Ini semua terjadi karena perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan penduduk negeri ini,bagaimana semua itu tidak terjadi….! Kita lihat bersama kegemaran masyarakat negeri ini melakukan berbuatan syirik dengan ritual-ritual tradisi yang dilestarikan bahkan dijadikan situs budaya yang dilindungi oleh undang-undang,maraknya praktek perdukunan dan kelenik yang dijadikan alternatif di tengah-tengan kesulitan yang menghimpit mereka dan perzinaan yang hampir menjadi budaya bangsa ini

Belum lagi kedzaliman yang dilakukan pemimpin dan peyelenggara negeri ini dari ketidak adilan,menggarong uang Negara,praktek mavia hukum dimana hukum hanya berpihak pada orang yang berduit dan menindas pada orang miskin dan yang lebih aneh lagi semua perbuatan keji dan mungkar di negeri ini berkembang subur seolah-olah terlindungi seperti lokalisasi dan porstitusi,perdagangan wanita,perdagangan ganja dan minuman keras bahkan sampe penjualan asset Negara seolah menjadi hal yang biasa.

Lantas apa yang harus kita lakukan untuk mengakhiri bencana dan musibah ini ya maksyarol muslimin……?
Tidak ada jalan lain melainkan kita harus memperbanyak taubat dan istigfar kepada Allah SWT,berbuat islah dan amal soleh serta kembali kepada agama Allah,kembali pada SYRIAT ISLAM untuk mengatur negri ini, sebagaimana sabda Nabi SAW:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ


"apabila kalian melakukan jual beli Inaah (jual beli riba) sibuk dengan pertanian dan pertenakkan serta meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan kehinaan yang tidak akan biasa hilang sehingga kaian kembali pada agama kalian (HR. Baihaqi)

Pada akhirnya , marilah pada kesempatan yang berbahagia ini , kita senantiasa mencontoh uswah dan qudwah kita , Nabiyullah Ibrahim AS keberaniannya dalam berkurban. Untuk mewujudkan cinta kepada Allah SWT. Dengancara berani berkurban untuk kepentingan agama dan bangsa dalam kerangka ketaatan kepada Allah , bukan mengorbankan agama dan bangsa untuk kepentingan pribadi.


Kiranya ini yang biasa kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Mari kita bersama-sama berdoa kepada Allah SWT agar menguatkan iman kita,menyelamatkan bangsa kita dari kerusakan ulah tangan manusia dan bencana alam… Amin Ya Robbal Alamin

Senin, 14 Februari 2011

Rasulullah Teladan Utama

Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sungguh telah ada di dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik.( QS. Al Ahzab : 21 ).

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ
Katakanlah ( Muhammad ) : Jika kamu semua mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian. ( QS. Ali Imron : 31 ).

Rasulullah SAW bersabda :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُم حتى يَكونَ هواهُ تَبَعًا لما جِئْتُ بِهِ
Tidaklah beriman salah seorang kalian sehingga nafsunya mengikuti syariat aku bawa.


Jelas sudah pada ayat-ayat dan hadis diatas menerangkan bahwa Rosullullah SAW diutus oleh Allah SWT kepada manusia sebagai model untuk memudahkan dalam pembelajaran tentang islam,iman,akhak serta setail hidup yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT,sehinga Rosul SAW mendapat julukan Al quran yang berjalan hal tersebut dikarenakan sikap dan prilaku beliau mencerminkan dari isi dan kandungan Al quran.dalam dunia pendidikan dikenal bahwa metodologi yang paling mudah dalam proses pembelajaran adalah metodologi model atau contoh yang bisa diakses secara liave oleh anak didik,maka atas dasar ini pulalah Allah mengutus Nabi SAW pada umat manusia sebagai uswah hasanah untuk memudahkan bagi mereka memahami dan mengamalkan isi dan kandungan Al Qur an.

Adapun pada ayat yang kedua menerangkan tentang wajibnya mengikuti Rosullullah SAW sebagai wujud kecintaan kita pada Allah SWT,bahkan Rosullulah menegaskan dalam hadisnya,tidak beriman seseorang jika nafsu dan keinginannya tidak mau mengikuti apa yang menjadi perintah Rosullullah SAW dalam berbagai hal,dalam membangun kepribadian,keluarga dan kemasyarakatan bernegara.

Contoh-contoh keteladananan Nabi SAW yang sempurna:

1. Nabi orang yang paling baik bagi keluarganya.

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ
Sebaik – baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku adalah orang yang paling baik bagi keluarga.

Pada hadis diatas Rosul SAW telah memberikan contoh yang sempurna dalam membangun rumah tangga yang edial,dan ini contoh yang sangat berarti ditengah-tengah masyarak yang hampir kehilangan pijakan dalam membangun rumah tangga,terbukti masalah yang banyak tercatat di pengadilan agama adalah permasalahan perceraian dan keributan dalam rumah tangga,suami tidak dihargai oleh anak dan istrinya lantaran tidak bertanggung jawab,perselingkuhan dan orang ketiga menjadfi faktor utama dalam kehancuran rumah tangga wabilkhusus dengan semakin maraknya tempat remang-remang dan karaoke di kota pati yang tercinta ini juda memiliki andil besar dalam merusak hubungan rumah tangga,hal tersebut berpengaruh pula terhadap perkembangan dan pertumbuhan aanak bangsa ini dimana mereka hidup berkembang tanpa adanya contoh yang baik walhasil munculah generasi yang jauh dari dari kualitas sdm yang baik serta mereka tidak memiliki daya saing yang tinggi dalam hidup,menjadi sampah masyarakat yang sering kali membuat masalah-masalah sosial yang menjadi masalah nasianal.

Subhanallah Nabi SAW bak tetesan embun di terik matahari yang sangat panas,beliau menjadi pemimpin yang hebat lantaran beliau orang yang mampu memimpin rumah tangga dengan baik,bukankah untuk menjadi orang yang populer diluar rumah,di kantor dan diistansi-istansi tertentu itu sangatlah mudah karena mereka tidak mengetahui seluruh prilaku kita sehari-hari berbeda dengan keluarga mereka sangat tau terhadap apa yang kita lakukan sehari-hari sehingga untuk menjadi pemimpin yang berwibawa dalam rumah tanngga itu tidaklah mudah dan Rosullullah adalah orang yang baik bagi keluarganya SAW .


2. Rosul SAW orang yang mampu membangun masyarakat bertentangga dengan baik


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari khir , maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.

Kehidupan bertetangga sangat berpengaruh pada kebahagian dan penderitaan seseorang ada pepatah mengatakan “ carilah tetangga yang baik sebelum membuat rumah” ini membuktikan bahwa acapkali urusan bertetangga banyak menguras potensi dan energi manakala kita bermasalah dalam bertetangga.
Bertetangga juga seringkali menjadi barometer kepribadian pemimpin yang sedang diusung disuatu daerah tertentu , wa sollallahu ala sayidina muhammad wa ala aalihi ajmain. Yang telah mampu memberikan contoh bertentangga dengan baik guna membangun masyarakat yang berperadapan utama.
Sehingga wajib hukumnya mengormati dan menghargai tetangga dan haram hukumnya bagi seorang muslim menggagu dan mendzalimi tetangga.

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah orang yang membuat muslim lain aman dari lisannya dan tangannya.



3. Rosul SAW figur pemimpin yang ideal.

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Setiap kalian adalah penggembala dan akan dimintai pertanggung jawaban atas gembalaannya. Dan seorang pemimpin adalah penggembala yang dimintai pertanggung jawaban atas rakyatnya.

Rosullullah SAW adalah figur pemimpin yang bertanggungjawab atas rakyatnya, beliau tidak akan makan dahulu sebelum rakyatnya makan dan beliau selalu menjadi orang yang terdepan ketika umat islam menghadapi dan menyelesaikan masalah,beliau disayangi teman dan disegani lawan. Sayapun berharap pada Allah SWT agar diberi kemudahan dalam mencontoh figur kepemimpinan Rosullullah SAW..... Amin.

Ini adalah beberapa hal yang patut kita contoh dari uswah kita,qudwah kita dan junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW dan tentunya masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita contoh dari Beliau SAW yang tidak mungkin saya jelaskan satu persatu dalam majlis yang mulia ini.


اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى عَبْدُكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمٍ الدِّيْنِ .
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحَيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Jumat, 11 Februari 2011

Panduan Shalat Berjamaah

1. Hukum Sholat Berjama’ah
أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِى قَائِدٌ يَقُودُنِى إِلَى الْمَسْجِدِ. فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّىَ فِى بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ : هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ؟ . فَقَالَ نَعَمْ. قَالَ فَأَجِبْ .

Seorang laki – laki buta mendatangi Rasulullah SAW kemudian ia berkata :” Wahai Rasulullah , sesungguhnya aku tidak punya orang yang menunjukkan jalan padaku untuk pergi ke masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah SAW baginya sehingga ia bisa shalat di rumah. Maka beliaupun memberikan keringanan padanya. Tetapi ketika ia pergi Rasulullah SAW memanggilnya , kemudian beliau bertanya : “Apakah kamu mendengar panggilan shalat ?” Ia menjawab : “ Ya.” Maka Rasulullah SAW bersabda : “ Maka penuhilah panggilan shalat.” ( HR. Muslim dari Abu Hurairah ).
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ لاَ يَشْهَدُوْنَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ

Demi Dzat Yang Jiwaku Berada di Tangan-Nya, sungguh Aku bertekad memerintahkan seseorang untuk mengambil kayu bakar kemudian Aku perintahkan seseorang untuk shalat maka diapun mengumandangkan adzan , kemudian Aku perintahkan seseoranga untuk mengimami mereka , kemudian Aku pergi kepada orang - orang yang tidak mengikuti shalat jama’ah kemudian Aku bakar rumah – rumah mereka.
( HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah ).

2. Keutamaan Sholat Berjama’ah
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Salat berjama'ah itu lebih utama dari pada salat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat. (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)

مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ فِى قَرْيَةٍ وَلاَ بَدْوٍ لاَ تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلاَةُ إِلاَّ قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana salat berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh setan. Karena itu hendaklah kamu sekalian membiasakan salat berjama'ah sebab serigala itu hanya menerkam kambing yang terpisah dari kawanannya. ( HR. Abu Daud dari Abu Darda' RA).
3. Jumlah Minimal Sholat Berjamaah
Jumlah minimal peserta sholat berjamaah adalah dua orang. Satu orang menjadi imamnya dan yang lain menjadi makmumnya. Akan tetapi semakin banyak orang yang sholat berjamaah hal itu lebih dicintai Allah SWT.
وَإِنَّ صَلاَةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ وَحْدَهُ وَصَلاَتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ مَعَ الرَّجُلِ وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى
Dan sesungguhnya shalat seseorang bersama satu orang itu lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian. Shalatnya seseorang bersama dua orang itu lebih banyak pahalanya dari pada shalatnya dengan satu orang. Jika semakin banyak maka itu lebih dicintai oleh Allah Ta’ala. ( HR. Ahmad , Abu Dawud , Nasa’i dan Ibnu Hibban ).

4. Syarat Manjadi Imam Dalam Shalat Berjama'ah
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانَوْا فِيْ الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوْا فِيْ السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِى الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَكْبَرُهُمْ سِنًّا
Orang yang berhak mengimami manusia adalah orang yang paling bagus bacaan al Qur annya , jika bacaan mereka sama yang berhak adalah yang paling tahu as Sunnah , jika pengetahuan as Sunnahnya sama maka yang berhak adalah yang paling dahulu hijrah. Jika hijrahnya sama maka yang berhak adalah yang paling tua usianya.
Syarat Untuk Menjadi Imam Sholat Berjama'ah :
1. Lebih banyak mengerti dan paham masalah ibadah solat.
2. Lebih banyak hapal surat-surat Alquran.
3. Lebih fasih dan baik dalam membaca bacaan-baca'an salat.
4. Lebih senior / tua daripada jama'ah lainnya.
5. Laki-laki. Kecuali jika semua makmum adalah wanita, maka imam boleh perempuan.

5. Syarat Manjadi Ma'mum Dalam Shalat Berjama'ah
Syarat Untuk Menjadi Makmum Sholat Berjama'ah :
1. Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan imam.
2. Berada satu tempat dengan imam.
4. Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan menggantikan imam.
5. Jika imam lupa jumlah roka'at atau salah gerakan sholat, makmum mengingatkan dengan membaca Subhanallah dengan suara yang dapat didengar imam. Untuk ma'mum perempuan dengan cara bertepuk tangan.
6. Makmum dapat melihat atau mendengar imam.
7. Makmum berada di belakang imam.

Makmum Masbuk
Bila seseorang terlambat mengikuti solat berjamaah, hendaklah ia segera melakukan takbiratul ihram, lalu langsung mengikuti gerakan imam. Bila imam sedang duduk, ia harus langsung duduk, bila iamam sedang sujud iapun harus sujud; demikian seterusnya. Apabila imam sudah memberi salam, ia harus bangun kembali untuk menambah kekurangan raka’at yang tertinggal dan kerjakanlah hingga raka’atnya memenuhi.
Ukuran satu rakaat solat untuk makmum masbuk ialah ruku’. Bila seseorang mendapatkan imam ruku dan dapat mengikutinya dengan baik, maka ia mendapatkan satu rakaat bersama imam.
إذا أتى أحدكم الصلاة والإمام على حال فليصنع كما يصنع الإمام
Apabila seseorang di antara kamu mendatangi shalat, padahal imam sedang berada daam suatu sikap tertentu, maka hendaklah ia berbuat seperti apa yang sedang dilakukan oleh imam. (HR. Turmudzi dari Ali bin Abi Thalib RA )

إِذَا جِئْتُمْ إِلَى الصَّلاَةِ وَنَحْنُ سُجُودٌ فَاسْجُدُوا وَلاَ تَعُدُّوهَا شَيْئًا وَمَنْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلاَةَ
Jika kalian mendatangi sholat dan kami sedang sujud maka sujudlah namun kalian jangan menghitung sujud tersebut sebagai satu rakaat. Dan barang siapa mendapati ruku’ maka ia mendapatkan satu rakaat .
( HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah RA.)
6. Pengganti Imam
Bila sholat berjamaah, sebaiknya orang yang di belakang imam adalah mereka yang merasa dirinya siap sebagai pengganti, bila tiba-tiba imam mendapat halangan, umpamanya batal, jatuh sakit, lupa ingatan, terlupa rukun dan sebagainya. Apabila seseorang solat di sebuah masjid di luar asuhan atau daerahnya sendiri, maka dia tidak boleh langsung bertindak menjadi imam, kecuali bila diminta. Mungkin saja disana sudah ada jadwal imam tetap. Begitu pula bila ia bertamu, kerana yang paling hak menjadi imam adalah tuan rumah sendiri, kecuali bila ia diminta.
7. Imam Meringankan Bacaan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ فَإِنَّ مِنْهُمُ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ ، وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ.
Manakala seseorang di antara kamu solat bersama-sama orang banyak, maka hendaklah ia meringankan (memendekkan) bacaan surat atau ayat-ayatnya. Mungkin ada diantara jamaah yang tidak tahan lama berdiri, ada yang sakit, atau ada yang sudah tua. Dan manakala seseorang dari kamu itu solat sendirian, maka silakan ia memanjangkan bacaan sekehendaknya. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ).
8. Kehadiran Jama'ah Wanita di dalam Masjid
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : لا تمنعوا إماء الله مساجد الله وليخرجن تفلات
Janganlah kamu larang wanita-wanita itu pergi ke masjid-masjid Allah, tetapi hendaklah mereka itu keluar tanpa memakai harum-haruman. ( HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abu Huraira RA ).
أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الآخِرَةَ
Siapa-siapa diantara wanita yang memakai harum-haruman, janganlah ia turut salat Isya bersama kami. ( HR. Muslim, Abu Daud dan Nasa'i dari Abu Huraira RA ).
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
Janganlah kalian melarang para wanita untuk pergi ke masjid, tetapi (salat) di rumah adalah lebih baik untuk mereka. (HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar RA).
Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat aman dari gangguan dan menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya syahwat laki – laki dan fitnah. Seperti perhiasan, pakaian dan parfum yang keras baunya .

9. Keadaan Shaf
Shalat salah satu ibadah yang menghubungkan peribadi kepada Allah SWT, dan juga mengatur hubungan sesama manusia. Shalat yang baik mendatangkan tamsil yang indah dan berguna.
Shaf yang baik akan menghemat tempat, merapikan barisan dan kesatuan jamaah serta mendatangkan nilai tambah bagi ibadah itu sendiri, bahkan menjadi cermin disiplin kehidupan dan pergaulan.
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالأَعْنَاقِ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنِّى لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
Aturlah shaf-shaf kamu dan dapatkanlah jarak antaranya, ratakanlah dengan tengkuk-tengkuk.Demi Dzat Yang Jiwaku Berada Di Tangan-Nya Pastilah Aku melihat syetan masuk dari sela – sela shaf seperti anak domba. (HR Imam Abu Dawud dan An Nasa’i dari Anas bin Malik ).
Sering orang mengira bahawa shaf yang baik adalah shaf yang dilakukan secara santai-lapang. Tidaklah demikian sebenarnya.
Untuk Shaf yang Baru
Bila shaf terisi penuh, maka mulailah dengan shaf yang baru dari arah sebelah kanan. Bila yang terbelakang hanya seorang diri, maka usahakanlah ia dapat masuk shaf yang sudah ada atau menarik seorang anggota shaf yang ada untuk menemaninya.


Shaf Kaum Wanita
Shaf kaum wanita sebaiknya terletak di belakang shaf kaum lelaki, sementara shaf anak-anak berada di tengah; demikian bila dimungkinkan. Bila tidak, shaf makmum lelaki dan wanita bisa diatur secara sejajar; atau mungkin tercampur sama sekali, bagaikan jamaah musim haji di Masjidil Haram, Makkah. Shaf yang bercampur baur sebenarnya kurang baik, bahkan mudah mengandung fitnah; sementara shalat itu sendiri mencegah kekejian dan kemungkaran, yang akan mendatangkan fitnah, apalagi jika melakukan shalat.
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا
Sebaik-baiknya shaf kaum lelaki itu di depan, dan seburuk-buruknya ialah di bagian belakangnya, dan sebaik-baiknya shaf kaum wanita itu ialah pada bagian akhirnya dan sejelek-jeleknya ialah di bagian depannya”. ( HR Imam Muslim dari Abu Hurairah ).

Rabu, 09 Februari 2011

Panduan Shalat Praktis

إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَأَسْبِغِ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَسْتَوِيَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا

Apabila kamu menunaikan sholat maka sempurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah ke kiblat kemudian takbirlah kemudian bacalah ayat atau surat al Qur an yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah sampai betul – betul ruku’ dengan tuma’ninah , kemudian bangkitlah sampai betul – betul berdiri dengan tegak , kemudian sujudlah sampai betul – betul sujud dengan tuma’ninah , kemudian bangkitlah sampai betul – betul duduk dengan tuma’ninah , kemudian sujudlah sampai betul – betul sujud dengan tuma’ninah kemudian bangkitlah sampai betul – betul duduk dengan tuma’ninah , kemudian lakukanlah seperti itu dalam setiap sholatmu.( HR Bukhori ).

A. Niat di dalam hati ketika Takbirotul Ihrom

Ketika Takbirotul Ihrom hatinya mengucap, :

Misalnya ucapan :” Aku sholat fardhu Dhuhur karena Allah.”


B. Takbiratul Ihram dan Do’a Iftitah

1. Pandangan ke tempat sujud.
2. Kaki dibuka selebar badan dengan jari - jarinya menghadap qiblat.
3. Kedua tangan lurus ke bawah.
4. Kedua telapak tangan diangkat setinggi bahu. Telapak tangan menghadap qiblat dengan jari - jarinya rapat , lalu membaca takbir :

اللَّهُ أَكْبَر
5. Kedua telapak tangan diletakkan di dada. Telapak tangan kanan berada di atas telapak tangan kiri , kemudian membaca do’a Iftitah :

وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (* اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك

Aku hadapkan wajahku pada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung pada – Nya dan aku tidak termasuk orang – orang yang menyekutukan. Sesungguhnya sholatku , ibadahku , hidupku dan matiku hanya untuk Allah Penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi – Nya dan untuk hal itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang – orang yang berserah diri. Ya Allah , Engkaulah Raja Diraja , tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hamba – Mu. Aku telah menganiaya diriku sendiri. Aku mengakui dosa – dosaku , maka ampunilah semua dosa – dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang mampu mengampuni dosa kecuali


Catatan : Untuk anak pada jenjang TK dan SD boleh berhenti pada tanda (*
hanya Engkau. Dan berilah petunjuk kepadaku untuk memiliki akhlaq yang paling baik , tidak ada yang mampu memberi petunjuk untuk memiliki akhlak yang paling baik kecuali hanya Engkau. Dan palingkanlah akhlak yang buruk dariku , tidak ada yang mampu memalingkan akhlak yang buruk dariku kecuali hanya Engkau. Aku datang memenuhi panggilan – Mu. Segala kebaikan berada di kedua tangan – Mu , dan segala kejahatan tidak datang kepada – Mu. Aku adalah milik – Mu dan kembali kepada – Mu. Engkau Maha Memberi Berkah dan Maha Tinggi. Aku memohon ampun kepada – Mu dan bertaubat kepada – Mu. ( HR. Muslim )


C. Membaca al Fatihah dan Ayat – ayat al Qur an


سورة الفاتحة
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2)
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam.
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)
Yang Merajai Hari Pembalasan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada – Mu kami mohon pertolongan.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)
Tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus.


صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
Yaitu jalan orang – orang yang Engkau beri nikmat , bukan jalan orang – orang yang Engkau murkai dan bukan jalan orang – orang yang sesat.

Setelah membaca al Fatihah pada rekaat pertama dan kedua disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat al Qur an yang dihafal.


D. Gerakan Ruku’

1. Mengangkat kedua telapak tangan sambil membaca takbir :
اللَّهُ أَكْبَر

2. Membungkukkan badan dengan kedua telapak tangan memegang lutut.
3. Punggung dan kepala lurus dan rata.
4. Pandangan di antara tempat sujud dan jari – jari kaki, lalu membaca tasbih :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ 3 مرات

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung 3x. ( HR. Ahmad – Ahlu Sunan )

B. Gerakan I’tidal

1. Bangkit dari ruku’ sambil mengangkat tangan dan membaca :

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حمدَهُ
Allah Maha Mendengar bagi orang yang memuji-Nya ( HR. Abu Dawud ).

2. Tangan kembali seperti semula ( ketika berdiri membaca al Fatihah ).
3. Pandangan ke tempat sujud kemudian membaca :

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمِلْءَ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ
Wahai Tuhanku, hanya bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi dan sepenuh antara keduanya dan sepenuh segala sesuatu yang Engkau kehendaki sesudahnya. ( HR. Abu Dawud )


C. Gerakan Sujud

1. Membaca takbir :
اللَّهُ أَكْبَر

2. Kedua lutut diletakkan dilantai sebagai tumpuan.
3. Kedua telapak kaki rapat , tegak dan jari - jarinya menghadap qiblat.
4. Kedua telapak tangan diturunkan dan menempel di lantai, direnggangkan dan menyangga badan .
5. Jari - jarinya menghadap qiblat.
6. Kedua siku ditegakkan.
7. Kening dan hidung menempel di tempat sujud tanpa penghalang sedikitpun, lalu membaca tasbih :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى 3 مرات

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi 3x. ( HR. Ahmad – Ahlu Sunan )



D. Duduk antara Dua Sujud

1. Bangkit dari sujud dan membaca takbir :
اللَّهُ أَكْبَر

2. Telapak kaki kiri sebagai landasan duduk.
3. Telapak kaki kanan berdiri dengan jari - jarinya menghadap qiblat.
4. Kedua telapak tangan di atas lutut.
5. Pandangan ke tempat sujud , lalu berdo’a :

رَبِّيْ اغْفِرْلِيْ وَ ارْحَمْنِيْ وَ اهْدِنِيْ وَ اجْبُرْنِيْ وَ عَافِنِيْ وَ ارْزُقْنِيْ و ارْفَعْنِيْ
Ya Tuhanku , ampunilah aku , kasihilah aku , berilah petunjuk kepadaku, cukupkan kebutuhanku , maafkanlah aku , berilah rizki kepadaku , dan angkatlah derajatku ( HR. Ashhabus Sunan )


E. Duduk Tahiyyat Awal

1. Bangkit dari sujud dan membaca takbir :
اللَّهُ أَكْبَر

2. Telapak kaki kiri sebagai landasan duduk.
3. Telapak kaki kanan berdiri dengan jari-jarinya menghadap qiblat.
4. Kedua telapak tangan di atas lutut, dengan jari telunjuk kanan diacungkan.
5. Pandangan ke tempat sujud , lalu membaca Tahiyyat Awal :

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ و رَسُولُهُ
Segala pengagungan , keberkahan , kesejahteraan dan kebaikan hanya milik Allah . Semoga kesejahteraan , rahmat dan barokah Allah selalu dilimpahkan kepadamu wahai Nabi . Semoga kesejahteraan selalu dilimpahkan kepada kita serta hamba – hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. ( HR. Muslim ).

F. Duduk Tahiyyat Akhir :
1. Bangkit dari sujud dan membaca takbir :
اللَّهُ أَكْبَر
2. Telapak kaki kanan berdiri dengan jari-jarinya menghadap qiblat.
3. Telapak kaki kiri dimasukkan di depan telapak kaki kanan.
4. Kedua telapak tangan di atas lutut, dengan jari telunjuk kanan diacungkan.
5. Pandangan ke tempat sujud , lalu membaca Tahiyyat Akhir :

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ و رَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Segala pengagungan , keberkahan , kesejahteraan dan kebaikan hanya milik Allah . Semoga kesejahteraan , rahmat dan barokah Allah selalu dilimpahkan kepadamu wahai Nabi . Semoga kesejahteraan selalu dilimpahkan kepada kita serta hamba – hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah berilah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada Nabi Ibrahim. Dan berkahilah Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkahi Nabi Ibrahim di seluruh alam semesta. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Terpuji lagi Maha Agung. ( HR. Muslim ).

6. Setelah Do’a Tahiyyat , sebelum salam disunnahkan membaca Do’a Isti’adzah sebagai berikut :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّال
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada – Mu dari neraka Jahannam dan dari adzab kubur dan dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah al Masih ad Dajjal. ( HR. Muslim ).

G. Gerakan Salam

1. Menoleh kearah kanan sambil membaca salam.
السلام عليكم ورحمة الله
2. Menoleh kearah kiri sambil membaca salam
السلام عليكم ورحمة الله





HAL – HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT

1. Meninggalkan salah satu rukun sholat.
2. Batal wudhunya.
3. Makan dan minum .
4. Mengucapkan ucapan selain bacaan sholat.
5. Tertawa .
6. Banyak bergerak diluar gerakan sholat.
7. Menambah rekaat seperti jumlah rekaat aslinya atau lebih.
8. Teringat belum menunaikan sholat sebelumnya


I. DZIKIR SETELAH SALAM
أَسْتَغْفِرُ اللهَ 3 مرات
Aku minta ampun kepada Allah. 3X
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan. ( HR. Muslim ).
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan. ( HR. Bukhori – Muslim ).
سُبْحَانَ اللهِ 33 مرات
Maha Suci Allah (33x)
الْحَمْدُ لِلَّهِ 33 مرات
Segala puji hanya bagi Allah( 33x)
اللهُ أَكْبَرُ 33 مرات
Allah Maha Besar( 33x) .
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ لْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر
Tidak ada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. ( HR. Muslim ).



II. DO’A SELESAI SHOLAT

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنِ
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Semoga keselamatan dan kesejahteraan tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia dan kepada keluarganya serta sahabat – sahabat semuanya.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Ya Tuhan kami , Kami telah aniaya diri kami jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihi diri kami pastilah kami termasuk orang – orang yang merugi.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Ya Tuhan kami , janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami dan berilah kami rahmat dari sisi Engkau Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi karunia.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mendidikku di waktu kecil.
رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
Ya Tuhanku, berilah ilham kepadaku untuk mensyukuri nikmat – nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhoi. Dan masukkanlah aku ke dalam hamba – hamba- Mu yang sholeh dengan rahmat – Mu.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئاً وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذَّنْبِ الَّذِيْ لاَ أَعْلَمُ
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada – Mu dari perbuatan menyekutukan – Mu dengan sembahan yang lain , sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada – Mu dari dosa – dosa yang tidak aku ketahui.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Wahai Tuhan kami , berilah kami kebaikan di dunia dan di akherat dan jagalah kami dari siksa api neraka.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Maha Suci Tuhanmu Yang Mempunyai Keperkasaan dari sifat - sifat yang mereka katakana. Dan Kesejahteraan semoga tercurah kepada para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Panduan Wudlu Praktis

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْن

Wahai orang – orang yang beriman apabila kamu semua hendak mendirikan sholat maka basuhlah muka kamu sekalian dan basuhlah kedua tangan kamu sekalian sampai siku dan usaplah kepala kalian dan basuhlah kaki kamu sekalian sampai mata kaki
( QS. Al Maidah : 6 )


Tata Cara Wudlu :

عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ ُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ - رضى الله عنه - دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَأَفْرَغَ عَلَى كَفَّيْهِ مِنْ إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَاَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِى الإِنَاء ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا

Dari Humron Maula Utsman bin Affan Sesungguhnya Utsman meminta air wudhu kemudian ia berwudlu. Pertama – tama ia menuangkan air dari bejana ke kedua telapak tangannya dan membasuh keduanya tiga kali ,kemudian memasukkan telapak tangan kanannya ke dalam air wudhu , kemudian ia berkumur – kumur , istinsyaq ( menghirup air ke hidung ) dan istintsar ( mengeluarkan lagi ) , kemudian ia membasuh muka tiga kali , kemudian ia membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali dan membasuh tangan kirinya sampai siku tiga kali , kemudian mengusap kepala, kemudian ia membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali dan membasuh kaki kiri sampai mata kaki tiga kali. Kemudian Utsman berkata : Aku melihat Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam berwudhu seperti wudhuku ini. ( HR. Bukhori-Muslim ).

وَ عَنْ عَبْدَ اللهِ بْنَ زَيْدٍ ْ فِيْ صِفَةِ وُضُوءِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَال : فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ بِهِمَا

Dan dari Abdullah bib Zaid , tentang cara wudhu Nabi SAW , Abdullah berkata : Maka Rasulullah SAW mengusap kepalanya , mengusap dari depan ke belakang kemudian dari belakang kembali ke depan dengan kedua telapak tangan. ( HR. Bukhori – Muslim ).

A . Niat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil ( di dalam hati ).

Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW :

إِنَّمَا الْعَمَلُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya semua amal tergantung dari niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang mendapat balasan sesuai niatnya
( HR. Bukhori dan Muslim ).


B. Membaca Basmalah.

Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW :

كل أمر ذى بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع أخرجه ابن حبان
Setiap perkara yang tidak dimulai dengan “Bismillahir Rahmaanir Rahiim” di dalamnya maka perkara tersebut terputus. ( HR. Ibnu Hibban )
C. Membasuh kedua telapak tangan 3 x.

1. Memasukkan jari – jari tangan kanan ke sela – sela jari tangan kiri ( tasywiq ) dan menggosok – gosokkan keduanya.
2. Telapak tangan kiri menggosok – gosok tempurung tangan kanan dan sebaliknya.

D. Berkumur disertai istinsyaq dan istinsyar 3x.

1. Mengambil air dengan kedua telapak tangan.
2. Berkumur disertai menghirup air ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya ke sebelah kiri.


E. Membasuh muka 3x.

1. Mengambil air dengan kedua telapak tangan.
2. Membasuhkan ke wajah dengan batasan sebagai berikut :
Atas : Pangkal tumbuhnya rambut kepala.
Bawah : Dagu / janggut
Kanan : Pangkal telinga kanan.
Kiri : Pangkal telinga kiri.
3. Menyela nyela rambut / jenggot bila tumbuh lebat.
F. Membasuh tangan kanan sampai siku 3 x.
1. Membasuh tangan dimulai dari ujung jari bagian luar sampai atas siku ( bagian yang hitam ).
2. Memutar basuhan ke bagian dalam.
3. Membasuh bagian yang dalam dari atas siku sampai ujung jari ( bagian yang putih )

G. Membasuh tangan kiri sampai siku 3x.
( Tata cara seperti membasuh tangan kanan ).

H. Mengusap seluruh kepala dengan air.

Cara yang utama adalah sebagai berikut :
1. Membasahi kedua telapak tangan.
2. Kedua ibu jari berada di kedua lubang telinga , jari jari saling bertemu , menempel di kepala.
3. Mengusap kepala dari bagian depan ( atas kening ) ke belakang sampai tengkuk.
4. Membalikkan usapan dari tengkuk sampai ke depan kembali.
5. Mengusap kedua telinga dengan jari telunjuk di lubang telinga dan ibu jari di sisi luar ( belakang telinga ).

I. Membasuh kaki kanan sampai mata kaki 3x.
1. Menyela – nyela di antara jari – jari kaki.
2. Membasuh kaki dimulai dari ujung jari bagian luar sampai atas mata kaki ( bagian yang hitam ).
3. Memutar basuhan ke bagian belakang.
4. Membasuh bagian belakang dari atas mata kaki , tumit , telapak kaki sampai ujung jari ( bagian bawah ).

J. Membasuh kaki kiri sampai mata kaki 3x.
( Tata cara membasuhnya seperti pada kaki kanan )

K. Membaca Doa.

1. Berdiri menghadap qiblat.
2. Tangan diangkat sejajar dengan bahu.
3. Telapak tangan dibuka dan ditengadahkan.
4. Membaca doa sebagai berikut :

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Aku bersaksi bahwa tiddak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah saja , tidak ada sekutu baginya , dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang – orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang – orang yang suci. ( HR. at Tirmidzi )
HAL – HAL YANG MEMBATALKAN WUDHU

1. Buang air besar , kencing serta semua yang keluar dari dua jalan.
2. Tidur pulas berbaring.
3. Pingsan , mabuk atau gila.
4. Makan daging onta.
5. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan atau jari.
6. Menyentuh lawan jenis dengan syahwat.
7. Murtad ( keluar dari agama Islam ).

Selasa, 08 Februari 2011

MENJADI UMAT TERBAIK DENGAN SALING MENASEHATI

Pembahasan berikut adalah risalah ringkas dari Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah mengenai amar ma’ruf nahi munkar. Berikut penjelasan beliau rahimahullah:
Allah Ta’ala berfirman,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
Sebagian ulama salaf mengatakan, “Mereka bisa menjadi umat terbaik jika mereka memenuhi syarat (yang disebutkan dalam ayat di atas). Siapa saja yang tidak memenuhi syarat di atas, maka dia bukanlah umat terbaik.”
Para salaf mengatakan, telah disepakati bahwa amar ma’ruf nahi munkar itu wajib bagi insan. Namun wajibnya adalah fardhu kifayah, hal ini sebagaimana jihad dan mempelajari ilmu tertentu serta yang lainnya. Yang dimaksud fardhu kifayah adalah jika sebagian telah memenuhi kewajiban ini, maka yang lain gugur kewajibannya. Walaupun pahalanya akan diraih oleh orang yang mengerjakannya, begitu pula oleh orang yang asalnya mampu namun saat itu tidak bisa untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar yang diwajibkan. Jika ada orang yang ingin beramar ma’ruf nahi mungkar, wajib bagi yang lain untuk membantunya hingga maksudnya yang Allah dan Rasulnya perintahkan tercapai. Allah Ta’ala berfirman,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 2)
Setiap rasul yang Allah utus dan setiap kitab yang Allah turunkan, semuanya mengajarkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Yang dimaksud ma’ruf adalah segala istilah yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah.
Yang dimaksud munkar adalah segala istilah yang mencakup segala hal yang dibenci dan dimurkai oleh Allah.
Meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar adalah sebab datangnya hukuman dunia sebelum hukuman di akhirat. Janganlah menyangka bahwa hukuman meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar bukan hanya menimpa orang yang zholim dan pelaku maksiat, namun boleh jadi juga menimpa manusia secara keseluruhan.
Orang yang melakukan amar ma’ruf hendaklah orang yang faqih (paham) terhadap yang diperintahkan dan faqih (paham) terhadap yang dilarang. Begitu pula hendaklah dia halim (santun) terhadap yang diperintahkan, begitu pula terhadap yang dilarang. Hendaklah orang tersebut orang yang ‘alim terhadap apa yang ia perintahkan dan larang. Ketika dia melakukan amar ma’ruf nahi munkar, hendaklah ia bersikap lemah lembut terhadap apa yang ia perintahkan dan ia larang. Lalu ia harus halim dan bersabar setelah ia beramar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana Allah berfirman dalam kisah Luqman,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)
Ketahuilah bahwa orang yang memerintahkan pada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar termasuk mujahid di jalan Allah. Jika dirinya disakiti atau hartanya dizholimi, hendaklah ia bersabar dan mengharap pahala di sisi Allah. Sebagaimana hal inilah yang harus dilakukan seorang mujahid pada jiwa dan hartanya. Hendaklah ia melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar dalam rangka ibadah dan taat kepada Allah serta mengharap keselamatan dari siksa Allah, juga ingin menjadikan orang lain baik. Janganlah ia melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk tujuan mencari kedudukan mulia atau kekuasaan. Janganlah ia melakukannya karena bermusuhan atau benci di hatinya pada orang yang diajak amar ma’ruf nahi munkar. Janganlah ia melakukannya dengan tujuan-tujuan semacam ini.
Kadang memerintahkan pada yang kebaikan itu dengan cara yang baik dan tidak membawa dampak jelek. Kadang pula mencegah kemungkaran dilakukan dengan baik tanpa membawa dampak jelek. Sebaliknya jika menghilangkan kemungkaran malah dengan cara yang mungkar pula (bukan dengan cara yang baik), maka itu sama saja seseorang ingin mensucikan khomr (yang najis kata sebagian ulama, pen), dengan air kencing (yang najis pula, pen). Siapa yang melarang kemungkaran namun malah dengan yang mungkar, maka itu hanya membawa banyak kerusakan daripada  mendapatkan keuntungan. Kadang kerugian itu sedikit atau banyak. Wallahu a’lam.

Senin, 07 Februari 2011

DARI MASJID KITA BANGKIT

Masjid memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan dakwah Islam dan penyebaran syiar-syiar agama Islam. Di sanalah tempat didirikan sholat jama’ah dan berbagai kegiatan kaum muslimin. Seluruh manusia yang membawa perbaikan terhadap umat Islam ini, merupakan produk ‘jebolan pendidikan’ yang berawal mula dari masjid.
Keutamaan Masjid
Masjid merupakan sebaik-baik tempat di muka bumi ini. Di sanalah tempat peribadatan seorang hamba kepada Allah, memurnikan ibadahnya hanya untuk Allah semata. Dari sanalah titik pangkal penyebaran tauhid. Allah telah memuliakan masjid-masjid-Nya dengan tauhid. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”. (QS. Al Jin: 18)
Tidak ada tempat yang lebih baik dari pada masjid Allah di muka bumi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah dalam suatu negeri adalah masjid-masjidnya dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika pernah ditanya, “Tempat apakah yang paling baik, dan tempat apakah yang paling buruk?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Aku tidak mengetahuinya, dan Aku bertanya kepada Jibril tentang pertanyaan tadi, dia pun tidak mengetahuinya. Dan Aku bertanya kepada Mikail dan diapun menjawab: Sebaik-baik tempat adalah masjid dan seburuk-buruk tempat adalah pasar”. (Shohih Ibnu Hibban)
Masjid adalah pasar akhirat, tempat bertransaksinya seorang hamba dengan Allah. Di mana Allah telah menawarkan balasan surga dan berbagai kenikmatan di dalamnya bagi mereka yang sukses dalam transaksinya dengan Allah.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan,“Masjid adalah rumah Allah di muka bumi, yang akan menyinari para penduduk langit, sebagaimana bintang-bintang di langit yang menyinari penduduk bumi”
Orang yang membangun masjid, ikhlas karena mengharap ganjaran dari Allah ta’ala akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membangun suatu masjid, ikhlas karena mengharap wajah Allah ta’ala, maka Allah ta’ala akan membangunkan rumah yang semisal di dalam surga.” (Muttafaqun’alaihi)
Masjid dan Dakwah Islam
Dahulu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak berjihad, berperang melawan orang-orang kafir, sebelum beliau menyerang suatu negeri, beliau mencari apakah ada kumandang suara adzan dari negeri tersebut atau tidak. Apabila beliau mendegar adzan maka beliau tidak jadi menyerang, namun bila tidak mendengar maka beliau akan menyerang negeri tersebut. (Muttafaqun ’alaihi)
Hal ini menunjukkan bahwa syiar-syiar agama yang nampak dari masjid-masjid kaum muslimin merupakan pembeda manakah negeri kaum muslimin dan manakah negeri orang-orang kafir. Adanya masjid dan makmurnya masjid tersebut dengan berbagai syiar agama Islam, semisal adzan, sholat jama’ah dan syiar lainnya, merupakan ciri bahwa negeri tersebut begeri kaum muslimin. (Lihat ‘Imaratul Masajid, Abdul Aziz Abdullah Al Humaidi, soft copy hal. 4)
Memakmurkan Masjid
Di antara ibadah yang sangat agung kepada Allah ta’ala adalah memakmurkan masjid Allah, yaitu dengan cara mengisinya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bentuk memakmurkan masjid bisa pemakmuran secara lahir maupun batin. Secara batin, yaitu memakmurkan masjid dengan sholat jama’ah, tilawah Al quran, dzikir yang syar’i, belajar dan mengajarkan ilmu agama, kajian-kajian ilmu dan berbagai ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sedangkan pemakmuran masjid secara lahiriah, adalah menjaga fisik dan bangunan masjid, sehingga terhindar dari kotoran dan gangguan lainnya. Sebagaimana diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan manusia untuk mendirikan bangunan masjid di perkampungan, kemudian memerintahkan untuk dibersihkan dan diberi wangi-wangian. (Shohih Ibnu Hibban, Syuaib Al Arnauth mengatakan sanad hadits tersebut shahih sesuai syarat Bukhari)
Sholat Berjama’ah di Masjid
Salah satu syiar agama Islam yang sangat nampak dari adanya masjid Allah, adalah ditegakkannya sholat lima waktu di dalamnya. Ini pun merupakan salah satu cara memakmurkan masjid Allah ta’ala. Syariat Islam telah menjanjikan pahala yang berlipat bagi mereka yang menghadiri sholat jama’ah di masjid. Di sisi lain syariat memberikan ancaman yang sangat keras bagi orang yang berpaling dari seruan sholat berjama’ah.
Suatu ketika, tatkala tiba waktu sholat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkeinginan meminta seseorang untuk mengimami manusia, kemudian beliau pergi bersama beberapa orang dengan membawa kayu bakar. Beliau berkeinginan membakar rumah orang-orang yang tidak menghadiri sholat jama’ah. Hal ini menunjukkan bahwa sholat jama’ah di masjid adalah wajib, karena ada hukuman bagi mereka yang meninggalkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat seseorang (di masjid dengan berjama’ah) itu dilebihkan dengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar. Sesungguhnya jika salah seorang di antara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun kecuali Allah mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu kesalahan…”(Muttafaqun ‘alaihi, dari shahabat Abu Hurairah)
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah kelak dalam keadaan muslim, maka hendaklah dia menjaga sholat lima waktu tatkala dia diseru (dengan adzan). Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan sebuah sunnah yang agung, dan sholat berjamaah adalah diantara sunnah tersebut. Seandainya kalian sholat di rumah-rumah kalian, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang belakangan, maka sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian telah berada dalam kesesatan. (HR. Muslim)
Setelah nampak di hadapan kita khabar tentang pahala bagi orang yang menghadiri sholat jama’ah di masjid, dan ancaman bagi orang yang tidak menghadirinya, lantas masih adakah rasa berat di dalam hati kita untuk melangkah memenuhi seruan adzan? Allahul Muwaffiq.
Keutamaan Orang-orang yang Perhatian terhadap Masjid
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, bahwa kelak di hari kiamat ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan pertolongan  dari Allah ta’ala. Salah seorang di antaranya adalah para pecinta masjid. “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan dari Allah, tatkala tidak ada naungan selain naungan-NyaSeseorang yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid…” (Muttafaqun ‘alaihi).
Ibnu Hajar rahimahullahu menjelaskan makna hadits tersebut, “Hadits ini menunjukkan bahwa orang tersebut hatinya senantiasa terkait dengan masjid meskipun jasadnya terpisah darinya. Hadits tersebut juga menunjukkan bahwa keterkaitan hati seseorang dengan masjid, disebabkan saking cintanya dirinya dengan masjid Allah ta’ala”. (Lihat Fathul Bari)
Lalai dengan Pemakmuran Masjid
Banyak di antara kaum muslimin, sangat semangat dalam mendirikan dan membangun masjid. Mereka berlomba-lomba menyumbangkan banyak harta untuk mendirikan bangunan masjid di berbagai tempat, setelah masjid berdiri pun tidak lupa untuk menghiasnya dengan hiasan yang bermegah-megahan. Namun setelah bangunan beserta hiasan berdiri tegak, justru mereka tidak memanfaatkan masjid tersebut untuk solat jama’ah dan ibadah lainnya. Mereka sangka sumbang sih mereka dengan harta dan modal dunia tersebut sudah mencukupinya.
Saudaraku, memakmurkan masjid tidak semata-mata makmur secara fisik, memakmurkan masjid yang hakiki adalah dengan ketaatan kepada Allah, yaitu dengan sholat jama’ah, tilawah Al quran, pengajian-pengajian ilmiah dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhabarkan bahwa hal yang demikian merupakan salah satu tanda datangnya hari kiamat, “Tidaklah tegak hari kiamat sampai ada manusia yang bermegah-megahan dalam membangun masjid” (HR. Abu Dawud, dinilai shohih oleh Syaikh Al Albani)
Imam Al Bukhari rahimahullahu berkata dalam kitab shahihnya, Anas berkata, “Orang-orang bermegah-megahan dalam membangun masjid, mereka tidak memakmurkan masjid tersebut melainkan hanya sedikit. Maka yang dimaksud dengan bermegah-megahan ialah bersungguh-sungguh dalam memperindah dan menghiasinya”.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata , “Sungguh kalian akan memperindah dan menghiasi masjid sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani memperindah dan menghiasi tempat ibadah mereka”. (HR. Bukhari, Kitab Ash-Shalah, Bab Bunyanil Masajid)
Renungkanlah, Back to basic!
Terlampau banyak penjelasan yang memaparkan keutamaan masjid sebagai benteng utama kekuatan kaum muslimin. Telah terbukti secara nash dan realita. Perjalanan hidup para pendahulu kita telah membuktikannya. Bukankah seluruh para ulama yang membawa perbaikan terhadap agama Islam adalah para pecinta masjid. Imam Malik rahimahullahu mengatakan, Tidak akan pernah baik generasi akhir umat ini kecuali dengan perkara-perkara yang dengannya telah menjadi baik generasi awal umat Islam (yaitu generasi sahabat)
Maka apabila kita menghendaki kejayaan dan kemenangan kaum muslimin, maka hendaklah kita menempuh jalan yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat beliau radhiyallahu ‘anhum, yang mereka senantiasa perhatian terhadap masjid-masjid mereka, memakmurkan masjid-masjid Allah dengan ketaatan kepada-Nya. Mulialah dari masjid kita membangun umat ini, DARI MASJID KITA AKAN BANGKIT. Allahu A’laam bish showab.